VIETNAM – Vietnam dianggap sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat di Asia Tenggara. Tapi ada dua kejanggalan besar dalam data GDP Vietnam yang tak masuk akal.
Pertama, hampir semua provinsi di Vietnam mengklaim pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari rata-rata nasional. Data dari tahun 2000–2007 menunjukkan, jika dijumlahkan, angka regional memberi hasil pertumbuhan nasional 10,8%. Tapi angka resmi nasional hanya 7,7%. Selisihnya: inflasi GDP sebesar 40%.
Kedua, hanya 20% provinsi menyumbang lebih dari 100% pertumbuhan nasional. Misalnya pada 2010, 11 provinsi terbesar mencatat kontribusi 121% terhadap GDP nasional. Mustahil secara logika ekonomi. Tapi angka ini terus digunakan oleh pemerintah.
Baca juga: Vietnam Siapkan Inovasi Unik untuk Ujian Nasional 2025
Kenapa bisa begitu? Karena sistem penilaian kinerja pejabat daerah dan pusat sama-sama memakai angka GDP sebagai ukuran utama. Akibatnya, banyak daerah “memoles” angka demi dapat dana pusat atau mendapat pujian kinerja.
Fenomena GDP palsu ini memecah ekonomi nasional jadi 63 kepentingan lokal yang saling bersaing, bukan bekerja sama. Kebijakan jadi impulsif, keputusan terburu-buru, dan pertanggungjawaban lemah karena pejabat sudah habis masa jabatannya.