VIETNAM – Dalam forum dialog kebijakan nasional yang diselenggarakan oleh World Economic Forum (WEF) di Tianjin, Tiongkok, Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chính menjadi tamu kehormatan yang menyampaikan pandangan mendalam tentang arah pembangunan negaranya serta filosofi hidup yang dijunjungnya.
Phạm Minh Chính menyampaikan bahwa bagi dirinya, jabatan dan kekayaan hanyalah sesuatu yang datang dan pergi. Yang terpenting adalah hidup dengan tulus, bekerja sepenuh hati, membangun kepercayaan, serta selalu menaruh harapan pada masa depan yang lebih baik.
Baca juga: Vietnam Tingkatkan Wewenang Pemerintah dalam Penyesuaian Anggaran Negara
Minat Global terhadap Vietnam
Ketua pelaksana WEF, Børge Brende, yang juga menjadi moderator acara, menyampaikan rasa hormat dan antusiasmenya terhadap kehadiran PM Vietnam. Ia mengungkapkan bahwa jumlah peserta yang mendaftar jauh melampaui kapasitas ruangan. Bahkan, banyak peserta masih menunggu di luar karena tidak mendapat tempat duduk. Hal ini menunjukkan perhatian besar komunitas internasional terhadap Vietnam.
Tahun ini adalah kali ketiga berturut-turut PM Phạm Minh Chính diundang menghadiri pertemuan tahunan WEF untuk para pemimpin muda global, yang menandakan penghargaan tinggi terhadap peran dan posisi strategis Vietnam yang terus meningkat di dunia.
Vietnam: Ekonomi dengan Pertumbuhan Cepat
Ketua WEF menyebut Vietnam sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat saat ini. Ketika pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya sekitar 2,5% pada tahun ini, Vietnam tetap optimis menargetkan pertumbuhan hingga 8%.
Dalam sesi tanya jawab, PM Vietnam mendapat pertanyaan tentang bagaimana negaranya menyeimbangkan hubungan antara dua kekuatan besar dunia: Tiongkok dan Amerika Serikat.
Phạm Minh Chính menjelaskan:
- AS adalah pasar ekspor terbesar Vietnam
- Tiongkok adalah pasar impor terbesar Vietnam
Keduanya menyumbang hampir 50% aktivitas perdagangan Vietnam, sehingga penting untuk menjaga keseimbangan.
Ia menegaskan bahwa prinsip diplomasi Vietnam adalah independen dan mandiri, namun tetap membuka diri untuk diversifikasi dan multilateralisme, menjalin hubungan baik dan kepercayaan dengan semua negara, serta bertanggung jawab sebagai anggota komunitas internasional.
Tiga Strategi Kunci Vietnam:
- Diplomasi mandiri, aktif, dan multilateral
- Kebijakan pertahanan “bốn không” (empat tidak): tidak bersekutu militer, tidak berpartisipasi blok militer, tidak izinkan pangkalan asing, dan tidak gunakan kekuatan atau ancaman kekuatan
- Diversifikasi pasar, produk, rantai pasok, dan produksi — untuk mengurangi risiko saat kondisi global berubah
Vietnam juga memilih pendekatan dialog, kerja sama, dan perjuangan diplomatis, tanpa mengorbankan kepentingan inti negaranya.
Pelajaran dari Masa Lalu dan Harapan Masa Depan
Ketika diminta membayangkan dirinya 50 tahun lalu sebagai tentara muda di tengah perang Vietnam-AS, dan ditanya apakah dia bisa membayangkan bahwa kelak AS akan menjadi mitra ekspor terbesar dan dia menjadi Perdana Menteri, PM Phạm Minh Chính menjawab:
“Saya pikir itu hal biasa. Semua orang punya masa lalu, tapi kita tidak boleh hidup di masa lalu. Kita harus hidup di masa kini dan masa depan. Masa lalu yang baik harus dimanfaatkan, yang buruk harus ditinggalkan.”
Ia menyatakan bahwa pertumbuhan dan kedewasaan manusia ditentukan oleh banyak faktor, namun yang terpenting adalah hidup dengan nilai-nilai kemanusiaan, niat baik, dan semangat memberi manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Dialog yang penuh inspirasi ini mendapat sambutan hangat dari para peserta. Setelah sesi selesai, banyak ahli, akademisi, pelaku usaha, dan jurnalis dari berbagai negara meminta kesempatan untuk mewawancarai dan berdiskusi lebih lanjut dengan PM Phạm Minh Chính tentang masa depan Vietnam.
Penjelasan Istilah:
Diversifikasi: Strategi memperluas variasi produk, pasar, atau mitra dagang untuk mengurangi risiko ketergantungan.
WEF (World Economic Forum): Forum Ekonomi Dunia, organisasi internasional independen yang mempertemukan para pemimpin dunia dari sektor bisnis, pemerintahan, akademisi, dan masyarakat sipil untuk membahas isu-isu ekonomi global.
Kebijakan “bốn không”: Kebijakan pertahanan Vietnam yang berarti “empat tidak” — tidak beraliansi militer, tidak ikut blok militer, tidak izinkan pangkalan asing, tidak gunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan konflik.